Jumat, 04 Maret 2011

Tuhan (pun) Tak Menentukan Batas Lulus UN!!! 24 

Banyak kaum terpelajar yang (katanya) idealis memandang cara-cara yang digunakan oleh peserta didik dalam menempuh Ujian Nasional (UN) semisal setingkat SMA, banyak yang bertentangan dengan  aturan agama dan norma yang tumbuh dalam masyarakat. Katakanlah ketika ada dari peserta didik (sebagian besar) menggunakan cara-cara curang saat mengikuti UN seperti mencontek atau kerjasama dengan teman sebelah saat ujian berlangsung, bahkan ada yang rela membeli selembar kertas jawaban dengan harga yang begitu mahal (padahal belum tentu jawaban itu valid), mereka yang mengaku kaum terpelajar intelektual mati-matian menentang dan menganggap perbuatan seperti itu adalah salah dan berdosa di mata Tuhan.
Mungkin mereka yang berkata seperti itu tidak atau kurang memahami kondisi yang dihadapi peserta didik yang sebenarnya, terlebih peserta didik yang berasal dari keluarga miskin. Tekanan Orang Tua yang mengharuskan mereka lulus UN, ancaman kucilan dari masyarakat sekitar tempat tinggal serta ejekan dari teman-teman sebaya seandainya mereka tidak lulus dalam Ujian Nasional dan tentu saja tanggung jawab moral yang diemban oleh peserta didik terhadap keluarga semakin menambah beban pkiran peserta didik disamping standar kelulusan UN yang tiap tahun semakin meningkat.
Ada hal menarik ketika saya berkesempatan tukar pikiran dengan mereka yang (katanya) idealis. Mereka dengan berbagai dalil dan ayat yang meyakinkan dari kitab suci mengatakan kepada saya bahwa apapun alasannya, menggunakan cara curang untuk mendapatkan sesuatu (lulus UN), sangat dilarang dan diharamkan oleh Tuhan. Dalam hati saya berkata "pasti orang ini dari keluarga kaya, sebab mereka yang berasal dari keluarga miskin pasti tidak akan mengatakan hal itu, termasuk saya". Tak banyak yang bisa dilakukan oleh peserta didik yang berasal dari keluarga miskin. Bisa sekolah saja sudah untung!!! Beda dengan mereka yang berasal dari keluarga kaya, mereka bisa mengambil pelajaran tambahan (les privat) selepas jam sekolah berakhir.
Akhirnya dengan berbagai kekurangan saya, kata tak enak pun keluar dari mulut saya "bukankah Tuhan juga  tidak menentukan batas kelulusan Ujian Nasional???". Siapa yang salah sebenarnya, Tuhan atau rakyat miskin atau pemerintah atau saya??? entahlah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar