Sabtu, 12 Maret 2011

Antara Rumus Fisika dan Pola Hidup Manusia

Antara Rumus Fisika dan Pola Hidup Manusia

[ P=F/A ]

image source: scienceandsociety.info
Tahukah anda tentang rumus di atas?? Ya, itu adalah rumus fisika untuk menghitung Tekanan atau ‘Pressure’ [P] yang sering kita jumpai saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Adapun uraian dari rumus tersebut adalah sebagai berikut:
P (Pressure) = Tekanan.
F (Force) = Gaya.
A (Area) = Luas.
Dari rumus di atas, kita simpulkan bahwa besarnya Tekanan [P] dapat dihitung dengan cara membagi antara Gaya [F] dan Luas [A]. Semakin besar Gaya [F] yang diberikan terhadap suatu benda, sedang Luasnya [A] kecil, maka Tekanan [P] yang dihasilkan pun semakin besar pula. Sebaliknya, jika Gaya [F] yang diberikan kecil, sedang Luasnya [A] besar, maka Tekanan [P] yang dihasilkan pun kecil. Itu karena Tekanan [P], berbanding lurus dengan Gaya [F] dan berbanding terbalik dengan Luas [A].
Contoh kasus sederhana dari penerapan rumus di atas adalah mekanisme kerja dari sebuah benda yang bernama “paku”. Apa alasannya ujung paku dibuat lancip, bukan tumpul? Jika pertanyaan tersebut diajukan ke para tukang bangunan, saya yakin bahwa jawaban mereka rata-rata seragam: “Agar mudah saat masuknya”.
Tepat. Secara logika, jawaban tersebut benar adanya. Karena memang seperti itulah prinsip kerja sebuah paku. Paku dibuat lancip agar mudah masuk ke dalam kayu. Dalam tinjauan ilmu fisika, semakin lancip sebuah paku, semakin kecil pula Luas [A] area pada ujung paku tersebut. Sehingga gaya [F] yang dibutuhkan untuk menimbulkan Tekanan [P] kepada obyek yang dipaku (misal: kayu), tidaklah terlalu besar. Sebaliknya, semakin tumpul ujung paku, semakin besar pula Luas [A] areanya. Sehingga Gaya [F] yang dibutuhkan untuk memaku kayu pun semakin besar. Misalnya adalah saat anda mencoba memaku dengan cara terbalik, ujung lancip paku di atas, ujung tumpul paku di bawah. Bayangkan berapa besar Gaya [F] yang harus anda gunakan untuk hanya sekedar melubangi sebuah kayu.
Lalu, apa hubungan antara rumus tersebut dengan pola hidup manusia?
Salah satu hal yang saya sukai dari MP [Multiply] adalah postingan dari kawan-kawan (baik berupa note maupun quicknote) yang rata-rata syarat akan taujih ruhiyah. Kadang berupa pengalaman pribadi yang mengandung hikmah, untaian nasihat, ataupun kata-kata bijak yang menyejukkan qalb. Termasuk ketika ada quicknote (semacam ‘update status seperti di Facebook) salah seorang kawan yang menganalogikan antara rumus fisika di atas dengan pola kehidupan manusia. Secara singkat, beliau menuliskan:
[ P=F/A ] —> P = Tekanan hidup, F = Gaya hidup, A = Luas/Lapangnya hati
Singkat, itu saja..
Namun, jika kita telaah lebih lanjut, tulisan beliau tersebut mempunyai makna yang dalam. Jika kita bandingkan antara rumus beliau tersebut dengan rumus fisika kita di atas, kita akan dapat mengambil sebuah kesimpulan yang luar biasa, yaitu: Semakin besar (baca: mewah) Gaya hidup kita [F], jika tidak diimbangi dengan Luasnya/lapangnya qalbu dan pikiran [A], maka Tekanan hidup [P] yang kita rasakan pun akan semakin besar.
Itulah mungkin salah satu sebab mengapa banyak manusia-manusia yang kaya harta, tapi miskin kebahagiaan. Banyak rumah mewah, tapi hati selalu gelisah. Lisan banyak tertawa, tapi pikiran bermuram durja. Gaya hidup mereka melambung tinggi, namun tak diimbangi dengan kelapangan hati. Setiap masalah yang datang pun selalu dianggap besar, padahal hanya perkara sepele bagi kebanyakan orang. Ustadz Salim Fillah, dalam bukunya “Jalan Cinta Para Pejuang”, menyatakan bahwa masalah sebesar apapun tidak akan pernah mengecil, namun sejatinya kitalah yang mengerdil.
Maka, sungguh merupakan kenikmatan yang luar biasa jika seorang mukmin mempunyai hati yang lapang dan qana’ah terhadap ketentuan Rabbnya. Hati yang bersyukur, ketika nikmat menghampiri. Dan bersabar, ketika ujian datang menyapa. Betapa indahnya saat Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, lalu dia bersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan, lalu dia bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.”
Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu) merupakan satu karya sejarah mengenai kebangkitan, kegemilangan dan kejatuhan zaman Kesultanan Melayu Melaka yang ditulis oleh beberapa orang pengarang Melayu. Ketika Feringgi (Portugis) menakluk Melaka, salinan Sejarah Melayu telah dibawa ke Goa.
Sejarah Melayu ditulis di Melaka dan dibawa bersama semasa Sultan Mahmud Syah berundur dari Melaka pada tahun 1511. Naskhah asal ini kemudian dibawa ke Johor dari Kampar pada tahun 1528. Teks yang turun masa kini merupakan teks yang disalin dipercayai berasal sejak 1356, dan disunting semula pada 1612. Salinan manuscript yang ada bertarikh 1808. [1]
Portugis merampas naskhah Sejarah Melayu pada tahun 1536 semasa menyerang Johor Lama. Naskhah ini kemudian dibawa balik ke Johor oleh Orang Kaya Suguh.

Terdapat perselisihan pendapat berkenaan Goa. Pendapat pertama merujuk kepada Goa yang terdapat di India, manakala pendapat kedua merujuk pada sebuah tempat bernama Gowa yang terletak di Sulawesi. Lihat perbezaan ejaan keduanya. Pendapat yang kedua ternyata lebih kuat atas alasan sekiranya Portugis mengambil salinan Sejarah Melayu dan dibawa ke Goa, India, pastinya Sejarah Melayu akan dibawa terus ke Eropah sebagai harta rampasan.
Terdapat sekurang-kurangnya 29 versi tetapi versi yang paling mashyur adalah versi Shellabear. Menurut pengenalan Sejarah Melayu naskah Shellabear, Yang diPertuan Raja di Hilir Sultan Abdullah Mu'ayat Syah ibni'l Sultan Abdul Jalil Syah telah mengutuskan Seri Nara Wangsa Tun Bambang untuk memerintah Bendahara Paduka Raja Tun Muhammad@Mahmud (Tun Sri Lanang) pada hari Khamis, 12 Rabiul Awal 1021 bersamaan 13 Mei 1612 agar menyunting salinan Sejarah Melayu yang dibawa oleh Orang Kaya Sogoh dari Goa/Gowa.
Ketika itu Sultan Johor Lama, Sultan Alauddin Riayat Syah ibni Sultan Abdul Jalil Syah telah ditahan di Istana Raja Acheh, Raja Iskandar Muda.
Sejarah Melayu Sulalatul Salatin dianggap penting kerana ia memberikan adat istiadat kerajaan, susunan raja Melayu dan sejarah kerajaan Melayu dan boleh dikatakan menyerupai konsep Sejarah Sahih China, di mana pada setiap pertukaran Dinasti di China, sejarah Dinasti sebelumnya akan ditulis dan disimpan di arkib negara tersebut.

Jumat, 04 Maret 2011

Tuhan (pun) Tak Menentukan Batas Lulus UN!!! 24 

Banyak kaum terpelajar yang (katanya) idealis memandang cara-cara yang digunakan oleh peserta didik dalam menempuh Ujian Nasional (UN) semisal setingkat SMA, banyak yang bertentangan dengan  aturan agama dan norma yang tumbuh dalam masyarakat. Katakanlah ketika ada dari peserta didik (sebagian besar) menggunakan cara-cara curang saat mengikuti UN seperti mencontek atau kerjasama dengan teman sebelah saat ujian berlangsung, bahkan ada yang rela membeli selembar kertas jawaban dengan harga yang begitu mahal (padahal belum tentu jawaban itu valid), mereka yang mengaku kaum terpelajar intelektual mati-matian menentang dan menganggap perbuatan seperti itu adalah salah dan berdosa di mata Tuhan.
Mungkin mereka yang berkata seperti itu tidak atau kurang memahami kondisi yang dihadapi peserta didik yang sebenarnya, terlebih peserta didik yang berasal dari keluarga miskin. Tekanan Orang Tua yang mengharuskan mereka lulus UN, ancaman kucilan dari masyarakat sekitar tempat tinggal serta ejekan dari teman-teman sebaya seandainya mereka tidak lulus dalam Ujian Nasional dan tentu saja tanggung jawab moral yang diemban oleh peserta didik terhadap keluarga semakin menambah beban pkiran peserta didik disamping standar kelulusan UN yang tiap tahun semakin meningkat.
Ada hal menarik ketika saya berkesempatan tukar pikiran dengan mereka yang (katanya) idealis. Mereka dengan berbagai dalil dan ayat yang meyakinkan dari kitab suci mengatakan kepada saya bahwa apapun alasannya, menggunakan cara curang untuk mendapatkan sesuatu (lulus UN), sangat dilarang dan diharamkan oleh Tuhan. Dalam hati saya berkata "pasti orang ini dari keluarga kaya, sebab mereka yang berasal dari keluarga miskin pasti tidak akan mengatakan hal itu, termasuk saya". Tak banyak yang bisa dilakukan oleh peserta didik yang berasal dari keluarga miskin. Bisa sekolah saja sudah untung!!! Beda dengan mereka yang berasal dari keluarga kaya, mereka bisa mengambil pelajaran tambahan (les privat) selepas jam sekolah berakhir.
Akhirnya dengan berbagai kekurangan saya, kata tak enak pun keluar dari mulut saya "bukankah Tuhan juga  tidak menentukan batas kelulusan Ujian Nasional???". Siapa yang salah sebenarnya, Tuhan atau rakyat miskin atau pemerintah atau saya??? entahlah....

BILA HATI MENGERTI!!!

















Ermm.. bila baca blog sahabat2 dan saudara ISLAM semua, berdebar jantung saya bila memikirkan sumbangan saya terhadap perjuangan ISLAM terlalu kecil selama ini.. Terlalu lalu lah kecilnya..Sebak rasa! Namun, syukur kerana ALLAH menyedarkan saya betapa selama ini saya lalai mengikut kata hati yg tidak mengerti.. Kini, masa yg sesuai utk melangkah!! Melangkah lebih jauh ke medan dakwah dan tarbiyyah tanpa menoleh ke belakang lagi.. Masa yg berlalu ditinggalkan walaupun terkesan lantaran jahilyyah yg membekas namun saya tidak akan gentar lagi!! ALLAH tidak memandang siapa kita dahulu tetapi siapa kita sekarang dan akan datang?? Wahai pejuang2 ISLAM..bantulah saya agar kita sama2 tetap terus dalam PERJUANGAN ini.. Biar REBAH jangan BERUBAH!! Biar TERBUANG terus BERJUANG!!Hidup ISLAM!!!!!!!!!!!!!!!

by : VHIA 

Kamis, 03 Maret 2011

fisika





Pendahuluan
Fisika adalah ilmu tentang alam. Dalam fisika kita belajar bagaimana cara alam bekerja. Dalam Fisika kita juga belajar apa yang menyebabkan segala sesuatu di alam itu terlihat sangat teratur. Misalnya kita belajar apa yang menyebabkan planet-planet dapat mengorbit matahari secara teratur. Atau apa yang membuat elektronelektron mengorbit inti atom.
Para fisikawan selama beberapa ratus tahun terakhir ini telah berhasil mengetahui banyak aturan aturan yang menakjubkan dalam alam semesta ini. Aturan-aturan ini sekarang dinyatakan dalam bentuk hukum-hukum Fisika.
Pada waktu saya mempelajari hukum-hukum Fisika, saya berpikir, jika hukum-hukum ini dapat mengatur gerak alam semesta, apakah mungkin hukum-hukum ini juga dapat digunakan untuk mengatur orang, organisasi, perusahaan, daerah ataupun negara? Apa yang kita dapat manfaatkan hukum Fisika ini dalam kepemimpinan?
Dalam Fisika ada empat fenomena yang menarik perhatian saya yaitu fenomena gerak benda dan penyebabnya (saya namakan ini fenomena Newton), fenomena relativistik (saya namakan ini fenomena Einstein), fenomena Kuantum dan fenomena pengaturan diri ketika suatu system berada pada kondisi kritis yang saya namakan fenomena Mestakung. Tiap-tiap fenomena ini terjadi pada situasi dan kondisi tertentu yang unik. Sangat menarik untuk mempelajari tiap fenomena ini dan melihat bagaimana hukum-hukum fisika bekerja pada tiap-tiap fenomena.
Fenomena Newton
Pada abad ke 17-18 Newton memperkenalkan tiga hukum yang sangat terkenal tentang gerak benda dan penyebabnya. Hukum pertamamengatakan bahwa suatu benda yang sedang diam akan cenderung untuk tetap diam jika tidak ada yang mengganggunya. Atau suatu benda yang sedang bergerak lurus teratur akan terus bergerak lurus teratur. Sedangkan hukum kedua mengatakan bahwa benda yang mendapat gaya akan bergerak dipercepat. Makin besar gayanya makin besar pula percepatannya. Dan yang terakhir adalah bahwa ketika benda mendapat gaya (aksi) benda akan memberikan gaya reaksi yang besarnya sama dengan gaya aksi tersebut.
Ketiga hukum Newton ini bekerja dengan baik pada suatu system inersial (suatu sistem yang tenang, sistem yang tidak dipercepat, tidak dalam keadaan chaos).
Dalam kepemimpinan, hukum Newton ini dapat diterapkan pada kondisi organisasi (perusahaan, daerah, negara) yang tenang atau dibuat tenang. Dalam kondisi tenang ini, orang cenderung malas. Mereka malas bergerak, mereka maunya diam saja (hukum I Newton).
Pemimpin yang dibutuhkan disini adalah pemimpin yang mempunyai visi yang jelas dan terukur serta mempunyai daya dobrak. Visi dapat menjadi suatu faktor pendorong untuk mempercepat kemajuan organisasi ini. Dengan daya dobrak yang dimiliki, pemimpin ini akan mampu menghadapi kelembaman (kemalasan) dari orang-orang yang dipimpinnya dan mampu memberikan stimulir-stimulir untuk orangorang di organisasi tersebut terus bergerak.
Pemimpin jenis ini membutuhkan sumber daya (resources) baik berupa SDM (sumber daya manusia) ataupun SDA (sumber daya alam) yang kuat agar ia mempunyai energi yang cukup untuk terus memberikan gaya penggerak.
Contoh kepemimpinan model ini adalah Indonesia dalam masa orde baru. Awalnya Suharto berusaha membuat negara tenang secara militer. Kemudian ia memperkenalkan visi yang terukur dalam bentuk repelita (rencana pembangunan lima tahun). Ia terus memberikan stimulir-stimulir hingga roda perekonomian terus bergerak dan makin lama makin cepat. Keberhasilan Suharto karena ia juga ditopang oleh SDA Indonesia yang luar biasa.
China juga melakukan hal yang serupa, saat ini dalam situasi yang tenang, China mempercepat pembangunan dengan memberikan stimulir-stimulir bagi para investor. Ia juga memanggil para ilmuwan yang berada di luar negeri untuk pulang kampung menjadi gaya-gaya penggerak perekonomian. Keberhasilan China ini karena mereka mempunyai SDM yang sangat bagus.
Hal esensial lain dalam kepemimpinan model Newton ini adalah diperlukannya sifat otoriter dan tegas dari sang pemimpin. Pemimpin harus tegas untuk menjamin organisasi yang dipimpinnya tetap tenang dan aman. Tidak boleh ada oposisi. Mereka yang berusaha menimbulkan goncangan harus segera diredam.
Fenomena Einstein
Pada awal abad kedua puluh, Einstein memperkenalkan teori relativitasnya. Menurut teori ini tidak ada gerak absolut. Semua gerak bersifat relatif (sangat tergantung pada siapa yang mengamatinya). Seorang bisa menganggap gerak suatu pesawat cepat, tapi orang lain bisa menganggap gerak pesawat itu lambat, bahkan ada yang menganggap pesawat itu berhenti.
Sebagai contoh ketika kita berada dalam kereta api yang bergerak, kita melihat seolah-olah pohon-pohon yang terletak di luar kereta bergerak. Padahal orang yang berdiri dekat pohon itu melihat pohon tidak bergerak. Disini gerak pohon sangat tergantung pada siapa yang mengamatinya.
Pada gerak relativistik ini, mereka yang bergerak paling cepat lah yang paling menonjol. Semua pengamat (kecuali dirinya) akan melihat ia bergerak. Kondisi relatif ini terjadi pada masyarakat demokrasi dimana setiap orang merasa dirinya paling benar. Tidak ada kebenaran absolut.
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, kondisi relatif ini terjadi ketika setiap orang dalam organisasi atau perusahan ini merasa dialah yang paling berjasa, paling benar dan paling berhak memimpin. Dalam kondisi relatif ini akan terdapat banyak oposisi. Oposisi akan selalu menganggap dirinya lebih benar dari lawannya. Mereka berusaha mencari-cari kesalahan lawannya lalu sekali saja ia menemukan kesalahan lawannya, ia langsung menghantamnya.
Amerika adalah contoh keadaan yang mempunyai kondisi relatif. Kita lihat pada pemilihan presiden, yang diutamakan dalam kampanye adalah adu visi. Setiap kandidat mempersiapkan visi masing-masing. Setiap kandidat menganggap bahwa visinyalah yang paling benar.
Pemimpin yang dibutuhkan dan bisa bertahan dalam kondisi ini adalah pemimpin yang mempunyai keunggulan-keunggulan dalam visi, mempunyai integritas tinggi dalam menjalankan visi itu dan mau kerja keras serta bergerak cepat dalam merealisasikan program-program yang mendukung visi yang unggul itu. Kecepatan bergerak sangat diperlukan karena mereka terus menerus dipantau oleh oposisi. Integritas sangat perlu, kalau mereka sampai jatuh habislah mereka.

Fenomena Kuantum

Fisika kuantum berkembang secara luarbiasa pada abad ke 20. Perkembangan teknologi yang begitu luar biasa saat ini terjadi karena berkembangnya fisika kuantum itu. Walau begitu sampai sekarang orang belum mengerti fenomena kuantum dengan sempurna. Anggap seberkas elektron dilewatkan pada sebuah celah tunggal sempit. Elektron-elektron ini akan tersebar pada layar yang diletakan dibelokkan celah sempit itu. Tiap tempat di layar itu dapat ditempati oleh electron.
Jika celah tunggal itu kita ganti dengan celah ganda, elekton akan terdistribusi dalam bentuk pita-pita terang. Elektron tidak akan menempati daerah gelap. Keanehan terjadi ketika hanya satu elektron bergerak mendekati salah satu celah pada celah ganda. Ketika kedua celah terbuka elektron tidak akan menempati bagian pita gelap pada layar. Tapi ketika elektron tepat tiba dicelah, lalu celah yang satunya ditutup tiba-tiba, elektron ternyata dapat menempati bagian pita gelap ini. Kok bisa?
Hal ini membingungkan para fisikawan. Ketika kita menutup celah yang satunya, gerakan kita tidak mengganggu gerakan elektron, tapi mengapa elektron sepertinya tahu bahwa kita menutup celah itu. Dari peristiwa ini, para fisikawan menyimpulkan bahwa kita tidak bias menyimpulkan sesuatu sampai suatu eksperimen dilakukan. Dengan kata lain tidak ada kepastian sampai kita membuktikannya dengan eksperimen. Tidak ada yang pasti di alam ini. Segala sesuatu mempunyai kans. Bahkan untuk suatu hal yang mustahilpun ada kans.
Fenomena kuantum ini cocok untuk mereka yang berada pada suasana ketidakpastian yang tinggi. Misalnya pada perusahaan-perusahaan yang bermain dengan resiko atau pada negara yang sedang dalam keadaan kalut akibat perubahan suatu sistem. Rusia ketika berubah dari negara komunis menjadi negara yang lebih demokratik, mengalami masa-masa ketidakpastian yang sangat tinggi. Rubel menjadi sangat lemah, perekonomian amburadul, percaya diri sebagai bangsa turun drastis. Tidak ada kepastian. Tiap orang berusaha mencari keuntungannya sendiri. Dalam kondisi seperti ini diperlukan kepemimpinan yang kuat, berani ambil resiko, berspekulasi tapi dengan perhitungan yang cermat dan mampu bertindak tegas. Dengan kepemimpinan seperti ini Putin mampu mengembalikan Rusia menjadi negara yang dihormati lagi dengan perekonomian yang lebih stabil.
Pemimpin yang bisa bertahan dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini adalah pemimpin yang kreatif (punya ide-ide dan terobosan-terobosan baru), berani mengimplentasikan pemikiran kreatifnya walau dengan resiko yang tinggi, berani spekulasi tapi didukung dengan perhitungan yang baik dan bertindak tegas.

Fenomena Mestakung

Fenomena ini terjadi ketika suatu sistem berada pada keadaan kritis. Misalnya Ketika pasir dituangkan diatas lantai, pasir akan membentuk suatu bukit, makin lama pasir makin tinggi. Tapi terjadi keanehan ketika pasir mencapai ketinggian kritis. Pada ketinggian kritis ini pasir mengatur diri, mempertahankan kemiringan bukit tetap sama. Sehingga bukit tidak hancur.
Hal yang sama terjadi ketika angsa-angsa yang tinggal di daerah 4 musim menghadapi musim dingin. Ketika musim dingin tiba angsa berada pada kondisi kritis. Mereka berdiam diri akan mati kedinginan, terbangpun mereka akan mati karena daerah yang hangat jaraknya ribuan kilometer. Kondisi kritis ini membuat angsa-angsa mengatur diri.
Mereka terbang membentuk huruf “V”. Pada formasi ini angsa yang paling lelah adalah angsa yang terdepan. Ketika angsa ini lelah, angsa angsa lain mengatur diri menggantikannya satu persatu. Ada pengaturan diri ketika kondisi kritis. Orang yang dikejar anjing berada pada kondisi kritis. Pada keadaan ini sel sel tubuh orang ini akan mengatur diri, memberikan energi lebih sehingga orang yang semula hanya bisa melompat 1 meter sekarang dapat melompat 1,5 meter.
Dari tiga peristiwa itu terlihat bahwa ada pengaturan diri ketika kondisi kritis. Proses pengaturan diri untuk keluar dari kondisi kritis ini saya namakan mestakung.
Ada 3 hukum Mestakung:
• Hukum 1: pada kondisi kritis ada jalan keluar
• Hukum 2: ketika seorang melangkah ia akan melihat jalan keluar.
• Hukum 3: Ketika seorang tekun melangkah, ia akan mengalami mestakung.
Ketiga hukum mestakung ini saya singkat dengan kata KRILANGKUN (KRItis,
meLANGkah, teKUN). Mestakung terjadi hanya ketika kondisi kritis. Untuk membuat hukum ini bekerja kita harus membuat situasi kritis. Setelah itu kita harus melangkah.
Nah ketika kita melangkah dengan tekun inilah terjadilah mestakung (semesta mendukung). Mestakung akan menciptakan pelipatgandaan hasil, yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang mustahil menjadi kenyataan, terjadi hal hal yang luar biasa.
Fenomena mestakung cocok untuk organisasi yang berada dalam kondisi kritis atau yang dibuat kritis seperti PSSI, perusahaan yang ingin berkembang cepat ataupun negara yang ingin menjadi negara superpower.
Pemimpin yang dibutuhkan dalam situasi ini adalah pemimpin yang ngoyo (kejar habis). Pemimpin ini harus punya ambisi besar, mau kerja keras dan tekun (tidak akan berhenti sebelum tujuan ini tercapai). Pemimpin ini harus punya ekstra energi dan didukung oleh pembantu-pembantunya yang juga mempunyai ambisi yang sama. Dalam tim yang dibentuk harus muncul kesadaran bahwa mereka tidak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai. Mereka harus sadar bahwa begitu mereka berhenti di tengah jalan maka mestakung tidak akan bekerja, dan mereka tidak akan berhasil.

Kepemimpinan di abad 21

Abad 21 ini adalah abad globalisasi. Faktor globalisasi ini, membuat ,masyarakat menjadi lebih kompleks. Orang yang dipimpin akan lebih beragam, sehingga kepemimpinan di abad 21 ini diharapkan merupakan kombinasi dari 4 kepemimpinan diatas. Pemimpin diharapkan mampu mendeteksi situasi dan mampu merubah gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Kadang ketika organsisai lesu, pemimpin harus menggunakan kepemimpinan Newton yang otoriter untuk membuat semua orang bangun.
Kepemimpinan otoriter ini perlu ditambah dengan kepemimpinan mestakung agar setiap orang yang dipimpinnya merasa kritis sehingga mereka lebih termotivasi untuk maju. Juga jangan lupakan kepemimpinan Einstein yang lebih demokratis untuk memperhatikan setiap input yang masuk. Dan ingat bahwa dalam abad ke 21 tidak ada yang pasti, semua penuh ketidakpastian.

peranan teknologi informasi di bdang pendidikan

Belajar dengan Komputer

Belajar dengan Komputer
Pada dunia pendidikan di Indonesia, komputer sudah diperkenalkan dan digunakan di sekolah-sekolah mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan untuk pendidikan di kota-kota besar, komputer sudah diperkenalkan sejak anak-anak masuk taman kanak-kanak atau play group untuk bermain dan belajar. Selain digunakan sebagai alat bantu untuk pembelajaran interaktif, juga bersifat audio-visual untuk memudahkan proses pembelajaran itu sendiri.
Teknologi Pendidikan
Teknologi Pendidikan
Dengan komputer kemudahan dalam mencari dan menyediakan bahan-bahan pembelajaran juga bisa didapatkan, misalnya dengan adanya konsep perpustakaan elektronik (e-library) atau buku elektronik (e-book). Ditambah lagi dengan adanya internet dimungkinkan untuk mencari koleksi perpustakaan berupa buku-buku, modul, jurnal, makalah, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya. Bahkan saat ini sudah bisa dilakukan pembelajaran jarak jauh melalui internet yang dikenal dengan electronic learning (e-learning). Beberapa negara telah menerapkan sekolah yang pembelajarannya melalui internet atau semacam universitas terbuka. Mahasiswanya dapat belajar lewat buku-buku atau modul yang disajikan secara menarik baik dalam bentuk teks atau audio-visual (multimedia) yang disajikan lewat internet. Bahkan dengan internet dimungkinkan untuk setiap mahasiswanya berkomunikasi dengan e-mail bahkan berinteraksi langsung dengan menggunakan teleconference atau videoconference.
Selain itu banyak pula peralatan laboratorium yang sudah dilengkapi dengan komputer sehingga alat tersebut dapat bekerja lebih teliti serta dapat mengatasi kendala keterbatasan indra manusia, dan bisa digunakan sebagai sarana simulasi.
Baca artikel lain: Klasifikasi Teknologi Informasi
Artikel Lain Sehubungan: Teknologi Informasi di Bidang Industri, Pendidikan dan Pelatihan, Manajemen dan Bisnis, Kepolisian, dan Pemerintahan

Rabu, 09 Februari 2011


  1. Pengertian Takabur
  2. Rasulullah SAW mendefinisikan “takabbur” sebagai sikap “menolak kebenaran dan merendahkan orang lain”. Pengertian itu Nabi sampaikan kepada orang yang mempertanyakan sikap salah seorang sahabat yang suka memakai baju dan sendal bagus. Sabda Nabi : Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Takabbur adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”. HR. Muslim.
  3. Bahaya Takabur
  4. Takabbur sangat berbahaya bagi manusia. Ia merupakan kesalahan pertama yang dilakukan makhluk Allah (iblis) di dunia ini, yang menyebabkannya diusir dari surga. Pada kenyataannya takabbur itu menyebabkan hal-hal berikut ini :
    1. Jauh dari Kebenaran
    2. Firman Allah SWT : “ Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku” (7 : 146)
    3. Terkunci mati hatinya
    4. Firman Allah SWT : “Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang” (40 : 35)
    5. Mengalami kegagalan dan kebinasaan
    6. Firman Allah SWT : “..dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala” (14 : 35)
    7. Tidak disukai Allah SWT
    8. Firman Allah SWT : “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong” (16 : 23)
    9. Tidak akan masuk sorga
    10. Sabda Nabi : “Tidak akan masuk sorga orang yang di hatinya ada sebiji sawi kesombongan” HR. Muslim
    11. Akan menjadi penghuni neraka jahannam
    12. Firman Allah SWT : “ Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku(berdoa) akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina”(40 : 60) Ketika seseorang memiliki sifat sombong, maka ia akan tertutup dari akhlak mulia, antara lain :
      • Tidak akan mencintai sesama muslim sebagaimana ia mencintai diri sendiri. ia selalu memandang orang lain lebih rendah dari dirinya sendiri.
      • Tidak akan tawadhu’(rendah hati), karena selalu merasa lebih baik.
      • Tidak akan dapat meninggalkan rasa dendam, karena merasa mampu membalas fihak yang merugikannya.
      • Tidak dapat jujur. Karena untuk menutupi kekurangan tidak jarang ia harus berdusta.
      • Tidak akan dapat mengendalikan marah. Karena merasa mampu melampiaskannya.
      • Tidak bisa melepaskan diri dari sifat hasad (iri).
      • Tidak dapat menasehati atau menerima nasehat dengan lembut dan halus
      • Selalu memandang rendah orang lain.
  5. Macam-Macam Takabur
    1. Takabbur kepada Allah
    2. Inilah bentuk takabbur terburuk, seperti yang pernah dilakukan oleh Namrud, Fir’aun dan sejenisnya. QS. 40 : 60, 25 : 60
    3. Takabbur kepada Rasul
    4. Yaitu sikap tinggi hati, menolak mengikuti dan mematuhi Nabi, karena menganggapnya sebagai manusia biasa (QS. 23:34, 36:15). Seperti yang dinyatakan kaum kafir Quraisy kepada Nabi : “Bagaimana kami bisa duduk di sisimu hai Muhammad, sementara yang ada di sekitarmu orang-orang faqir”
    5. Takabur atas sesama manusia
    6. Yaitu dengan membanggakan diri dan meremehkan orang lain. Takabbur ini meskipun tidak seberat yang pertama dan kedua, namun masih sangat berbahaya karena :
      • Kebesaran dan kehormatan hanya milik Allah, selainnya lemah dan terbatas.
      • Ketika seseorang takabbur, ia merampas salah satu sifat kebesaran Allah.
  6. Penyebab Takabur
  7. Pada umumnya orang yang sombong adalah orang yang memiliki kebanggaan diri, karena memiliki sifat,kemampuan atau prestasi lebih dari yang lain.
    1. Ilmu
    2. Takabbur karena ilmu sangat mudah terjadi, yaitu dengan munculnya perasaan lebih mulia dari orang lain. Atau merasa telah mendapatkan tempat mulia di sisi Allah dengan ilmunya (QS 58:11). Ia lebih mengkhawatirkan orang lain daripada diri sendiri. Kesombongan karena ilmu ini mudah terjadi karena dua hal :
      • ilmu yang dipelajari bukan ilmu hakiki. Karena hakekat ilmu adalah yang mampu memperkenalkan manusia akan Rabb-nya, keadaan ketika bertemu Allah dan hijab yang menghalanginya dari Allah. Ilmu yang demikian akan melahirkan sikap tawadhu’(rendah hati) bukan takabbur. QS 35 : 28
      • keadaan hati yang kotor saat menuntut ilmu, sehingga salah niatnya dan jadilah takabbur dengan ilmu yang didapatnya.
    3. Amal Ibadah
    4. Orang yang masuk dalam kehidupan zuhud (konsentrasi dalam ibadah) tidak otomatis terbebas dari takabbur. Misalnya dengan zuhudnya itu, merasa lebih layak dikunjungi daripada mengunjungi. Lebih layak dibantu daripada membantu, menganggap orang lain sengsara di neraka dan merasa hanya dirinya yang selamat. dst. Rasulullah bersabda : “Jika kamu mendengar ada orang yang berkata : “Binasa semua manusia” maka dialah yang paling dahulu binasa.” HR Muslim. Dengan pernyataan ini ia membanggakan diri dan meremehkan orang lain.
    5. Hasab (kedudukan) dan Nasab (keturunan)
    6. Orang yang berasal dari keluarga terhormat mudah meremehkan orang lain yang datang dari keluarga bukan terhormat, meskipun orang itu lebih baik ilmu dan amalnya, dan bahkan takabbur karena faktor ini sering kali membuat ia menganggap orang lain sebagai budaknya, dan rasa keberatan untuk berbaur dengan mereka. Dari Abu Dzarr ra berkata: Suatu hari pernah aku bersengketa dengan seseorang (Bilal) di hadapan Nabi. Lalu aku berkata kepada orang itu “Hai anak hitam”. Nabi segera memotong ucapanku: “Hai Abu Dzarr, tiada lebih baik orang putih dari yang hitam, kecuali dengan taqwa”. Mendengar itu saya berbaring dan mempersilahkan Bilal untuk menginjak-injak muka saya. HR Ahmad. Dalam hadits di atas, Rasulullah segera menegur orang yang merasa lebih baik keturunannya. Dan Abu Dzarr segera bertaubat menyesali perbuatannya.
    7. Al Jamal (ketampanan/kecantikan)
    8. Takabbur karena faktor ini lebih banyak terjadi di kalangan wanita, terwujud dalam celaan, atau gunjingan terhadap kekurangan fihak lain. Aisyah ra berkata : Ada seorang wanita yang ingin bertemu Nabi, dan aku katakan kepada Nabi dengan isyarat tanganku yang menunjukkan bahwa wanita itu pendek. Sabda Nabi ketika itu :”Sesungguhnya kamu telah menggunjingnya”. Sikap ini muncul karena adanya kesombongan dalam diri orang seperti Aisyah yang berpostur tubuh lebih baik dari orang tadi. Sebab jika ia berpostur tubuh pendek seperti orang yang diceritakan itu, tentu ia tidak akan mengatakannya.
    9. Al Maal (kekayaan)
    10. Takabbur karena kekayaan ini banyak terjadi di kalangan pejabat, penguasa, pedagang, tuan tanah, dan mereka yang memilikinya. Orang yang merasa lebih kaya meremehkan orang yang dipandang kurang kaya dengan ucapan maupun sikap-sikap lainnya. Seperti ungkapan : “uang jajan anak saya sehari, cukup kamu makan seumur hidupmu, dst. Hal ini terjadi karena ketidak tahuannya akan fadhilah (keutamaan) orang miskin dan bahaya kekayaan. Seperti yang pernah terjadi pada pemilik dua kebun yang congkak dan akhirnya binasa (QS. 18:34-42) atau Qarun yang akhirnya binasa bersama hartanya (QS 28:79-81).
    11. Al Quwwah (kekuatan)
    12. Kekuatan dan kegagahan dapat memunculkan takabbur atas mereka yang lemah dan tidak berdaya.
    13. Al Atba’ (pengikut/pendukung)
    14. Banyaknya pengikut, pendukung, murid, keluarga, kerabat, dsb. sering memunculkan kesombongan pada orang yang memilikinya. Seorang guru menjadi takabbur karena merasa banyak muridnya. Seorang pejabat menjadi takabbur karena banyak pengikutnya, dst. Secara umum, setiap nikmat yang bisa dianggap sebagai nilai lebih pada seseorang berpotensi untuk melahirkan benih takabbur pada seseorang.
  8. Terapi Takabur
  9. Takabbur adalah penyakit berbahaya yang bisa menyerang siapa saja. Pencegahan dan pemberantasan penyakit ini harus dilakukan dengan serius. Pengobatan intensif terhadap pengidap penyakit ini harus dilakukan dengan cermat dan seksama. Terdapat dua tahapan utama dalam melakukan terapi penyakit takabbur, yaitu :
    1. Pencabutan akar dan pohonnya dari hati.
    2. Untuk mencabut pohon takabbur beserta akar-akarnya diperlukan dua kekuatan, yaitu ilmu dan amal. Ilmu yang dibutuhkan dalam hal ini adalah ma’rifatunnafsi (mengenal diri sendiri) dan ma’rifatullah (mengenal Allah). Dua hal ini sudah cukup untuk mencabut akar takabbur dari hati manusia. Sebab jika seseorang sudah mengenali dirinya sendiri dengan pengenalan yang benar, maka ia akan sadar bahwa ia adalah makhluk hina, lebih lemah dari lainnya, lebih miskin dari siapapun juga. Tidak ada yang pantas baginya kecuali tawadhu’ kepada sesama. Dan jika ia mengenali Allah dengan sebenarnya maka akan diketahuinya bahwa tidak ada yang layak untuk takabbur kecuali Allah – Allahu Akbar. Amal yang dibutuhkan adalah sikap tawadhu’ kepada sesama manusia karena Allah, dengan senantiasa meneladani akhlak orang-orang shalih sebelumnya seperti akhlak Rasulullah SAW yang makan di atas tanah (tanpa kursi) dan mengatakan :”Sesungguhnya aku adalah hamba biasa yang makannya seperti hamba lainnya” Tawadhu’ tidak cukup dengan ilmu, ia harus berupa amal. Dari itulah rukun Islam utama setelah syahadat adalah menegakkan shalat karena dalam shalat itu terdapat sekian banyak rahasia hidup dan yang terpenting adalah pembiasaan agar seorang muslim yang mendirikan shalat dengan ruku’ dan sujudnya terbiasa tawadhu’ serta tidak lagi sombong. Ada banyak hal yang dapat digunakan untuk menguji keberadaan takabbur pada diri seseorang, antara lain lima hal berikut ini :
        Pengertian Takabur
          Rasulullah SAW mendefinisikan “takabbur” sebagai sikap “menolak kebenaran dan merendahkan orang lain”. Pengertian itu Nabi sampaikan kepada orang yang mempertanyakan sikap salah seorang sahabat yang suka memakai baju dan sendal bagus. Sabda Nabi : Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Takabbur adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”. HR. Muslim.
            Bahaya Takabur
              Takabbur sangat berbahaya bagi manusia. Ia merupakan kesalahan pertama yang dilakukan makhluk Allah (iblis) di dunia ini, yang menyebabkannya diusir dari surga. Pada kenyataannya takabbur itu menyebabkan hal-hal berikut ini :
                Jauh dari Kebenaran
                  Firman Allah SWT : “ Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku” (7 : 146)
                    Terkunci mati hatinya
                      Firman Allah SWT : “Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang” (40 : 35)
                        Mengalami kegagalan dan kebinasaan
                          Firman Allah SWT : “..dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala” (14 : 35)
                            Tidak disukai Allah SWT
                              Firman Allah SWT : “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong” (16 : 23)
                                Tidak akan masuk sorga
                                  Sabda Nabi : “Tidak akan masuk sorga orang yang di hatinya ada sebiji sawi kesombongan” HR. Muslim
                                    Akan menjadi penghuni neraka jahannam
                                      Firman Allah SWT : “ Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku(berdoa) akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina” (40 : 60)
                                        Ketika seseorang memiliki sifat sombong, maka ia akan tertutup dari akhlak mulia, antara lain :
                                          Tidak akan mencintai sesama muslim sebagaimana ia mencintai diri sendiri. ia selalu memandang orang lain lebih rendah dari dirinya sendiri.
                                            Tidak akan tawadhu’(rendah hati), karena selalu merasa lebih baik.
                                              Tidak akan dapat meninggalkan rasa dendam, karena merasa mampu membalas fihak yang merugikannya.
                                                Tidak dapat jujur. Karena untuk menutupi kekurangan tidak jarang ia harus berdusta.
                                                  Tidak akan dapat mengendalikan marah. Karena merasa mampu melampiaskannya.
                                                    Tidak bisa melepaskan diri dari sifat hasad (iri).
                                                      Tidak dapat menasehati atau menerima nasehat dengan lembut dan halus
                                                        Selalu memandang rendah orang lain.
                                                            Macam-Macam Takabur
                                                                Takabbur kepada Allah
                                                                  Inilah bentuk takabbur terburuk, seperti yang pernah dilakukan oleh Namrud, Fir’aun dan sejenisnya. QS. 40 : 60, 25 : 60
                                                                    Takabbur kepada Rasul
                                                                      Yaitu sikap tinggi hati, menolak mengikuti dan mematuhi Nabi, karena menganggapnya sebagai manusia biasa (QS. 23:34, 36:15). Seperti yang dinyatakan kaum kafir Quraisy kepada Nabi : “Bagaimana kami bisa duduk di sisimu hai Muhammad, sementara yang ada di sekitarmu orang-orang faqir”
                                                                        Takabur atas sesama manusia
                                                                          Yaitu dengan membanggakan diri dan meremehkan orang lain. Takabbur ini meskipun tidak seberat yang pertama dan kedua, namun masih sangat berbahaya karena :
                                                                            Kebesaran dan kehormatan hanya milik Allah, selainnya lemah dan terbatas.
                                                                              Ketika seseorang takabbur, ia merampas salah satu sifat kebesaran Allah.
                                                                                  Penyebab Takabur
                                                                                    Pada umumnya orang yang sombong adalah orang yang memiliki kebanggaan diri, karena memiliki sifat,kemampuan atau prestasi lebih dari yang lain.
                                                                                      Ilmu
                                                                                        Takabbur karena ilmu sangat mudah terjadi, yaitu dengan munculnya perasaan lebih mulia dari orang lain. Atau merasa telah mendapatkan tempat mulia di sisi Allah dengan ilmunya (QS 58:11). Ia lebih mengkhawatirkan orang lain daripada diri sendiri. Kesombongan karena ilmu ini mudah terjadi karena dua hal :
                                                                                          ilmu yang dipelajari bukan ilmu hakiki. Karena hakekat ilmu adalah yang mampu memperkenalkan manusia akan Rabb-nya, keadaan ketika bertemu Allah dan hijab yang menghalanginya dari Allah. Ilmu yang demikian akan melahirkan sikap tawadhu’(rendah hati) bukan takabbur. QS 35 : 28
                                                                                            keadaan hati yang kotor saat menuntut ilmu, sehingga salah niatnya dan jadilah takabbur dengan ilmu yang didapatnya.
                                                                                              Amal Ibadah
                                                                                                Orang yang masuk dalam kehidupan zuhud (konsentrasi dalam ibadah) tidak otomatis terbebas dari takabbur. Misalnya dengan zuhudnya itu, merasa lebih layak dikunjungi daripada mengunjungi. Lebih layak dibantu daripada membantu, menganggap orang lain sengsara di neraka dan merasa hanya dirinya yang selamat. dst. Rasulullah bersabda :
                                                                                                “Jika kamu mendengar ada orang yang berkata : “Binasa semua manusia” maka dialah yang paling dahulu binasa.” HR Muslim.
                                                                                                Dengan pernyataan ini ia membanggakan diri dan meremehkan orang lain.
                                                                                                  Hasab (kedudukan) dan Nasab (keturunan)
                                                                                                    Orang yang berasal dari keluarga terhormat mudah meremehkan orang lain yang datang dari keluarga bukan terhormat, meskipun orang itu lebih baik ilmu dan amalnya, dan bahkan takabbur karena faktor ini sering kali membuat ia menganggap orang lain sebagai budaknya, dan rasa keberatan untuk berbaur dengan mereka.
                                                                                                      Dari Abu Dzarr ra berkata: Suatu hari pernah aku bersengketa dengan seseorang (Bilal) di hadapan Nabi. Lalu aku berkata kepada orang itu “Hai anak hitam”. Nabi segera memotong ucapanku: “Hai Abu Dzarr, tiada lebih baik orang putih dari yang hitam, kecuali dengan taqwa”. Mendengar itu saya berbaring dan mempersilahkan Bilal untuk menginjak-injak muka saya. HR Ahmad.
                                                                                                        Dalam hadits di atas, Rasulullah segera menegur orang yang merasa lebih baik keturunannya. Dan Abu Dzarr segera bertaubat menyesali perbuatannya.
                                                                                                          Al Jamal (ketampanan/kecantikan)
                                                                                                            Takabbur karena faktor ini lebih banyak terjadi di kalangan wanita, terwujud dalam celaan, atau gunjingan terhadap kekurangan fihak lain.
                                                                                                              Aisyah ra berkata : Ada seorang wanita yang ingin bertemu Nabi, dan aku katakan kepada Nabi dengan isyarat tanganku yang menunjukkan bahwa wanita itu pendek. Sabda Nabi ketika itu :”Sesungguhnya kamu telah menggunjingnya”.
                                                                                                                Sikap ini muncul karena adanya kesombongan dalam diri orang seperti Aisyah yang berpostur tubuh lebih baik dari orang tadi. Sebab jika ia berpostur tubuh pendek seperti orang yang diceritakan itu, tentu ia tidak akan mengatakannya.
                                                                                                                  Al Maal (kekayaan)
                                                                                                                    Takabbur karena kekayaan ini banyak terjadi di kalangan pejabat, penguasa, pedagang, tuan tanah, dan mereka yang memilikinya. Orang yang merasa lebih kaya meremehkan orang yang dipandang kurang kaya dengan ucapan maupun sikap-sikap lainnya. Seperti ungkapan : “uang jajan anak saya sehari, cukup kamu makan seumur hidupmu, dst.
                                                                                                                      Hal ini terjadi karena ketidak tahuannya akan fadhilah (keutamaan) orang miskin dan bahaya kekayaan. Seperti yang pernah terjadi pada pemilik dua kebun yang congkak dan akhirnya binasa (QS. 18:34-42) atau Qarun yang akhirnya binasa bersama hartanya (QS 28:79-81).
                                                                                                                        Al Quwwah (kekuatan)
                                                                                                                          Kekuatan dan kegagahan dapat memunculkan takabbur atas mereka yang lemah dan tidak berdaya.
                                                                                                                            Al Atba’ (pengikut/pendukung)
                                                                                                                              Banyaknya pengikut, pendukung, murid, keluarga, kerabat, dsb. sering memunculkan kesombongan pada orang yang memilikinya. Seorang guru menjadi takabbur karena merasa banyak muridnya. Seorang pejabat menjadi takabbur karena banyak pengikutnya, dst.
                                                                                                                                Secara umum, setiap nikmat yang bisa dianggap sebagai nilai lebih pada seseorang berpotensi untuk melahirkan benih takabbur pada seseorang.
                                                                                                                                  Terapi Takabur
                                                                                                                                    Takabbur adalah penyakit berbahaya yang bisa menyerang siapa saja. Pencegahan dan pemberantasan penyakit ini harus dilakukan dengan serius. Pengobatan intensif terhadap pengidap penyakit ini harus dilakukan dengan cermat dan seksama. Terdapat dua tahapan utama dalam melakukan terapi penyakit takabbur, yaitu :
                                                                                                                                      Pencabutan akar dan pohonnya dari hati.
                                                                                                                                        Untuk mencabut pohon takabbur beserta akar-akarnya diperlukan dua kekuatan, yaitu ilmu dan amal.
                                                                                                                                          Ilmu yang dibutuhkan dalam hal ini adalah ma’rifatunnafsi (mengenal diri sendiri) dan ma’rifatullah (mengenal Allah). Dua hal ini sudah cukup untuk mencabut akar takabbur dari hati manusia. Sebab jika seseorang sudah mengenali dirinya sendiri dengan pengenalan yang benar, maka ia akan sadar bahwa ia adalah makhluk hina, lebih lemah dari lainnya, lebih miskin dari siapapun juga. Tidak ada yang pantas baginya kecuali tawadhu’ kepada sesama. Dan jika ia mengenali Allah dengan sebenarnya maka akan diketahuinya bahwa tidak ada yang layak untuk takabbur kecuali Allah – Allahu Akbar.
                                                                                                                                            Amal yang dibutuhkan adalah sikap tawadhu’ kepada sesama manusia karena Allah, dengan senantiasa meneladani akhlak orang-orang shalih sebelumnya seperti akhlak Rasulullah SAW yang makan di atas tanah (tanpa kursi) dan mengatakan :”Sesungguhnya aku adalah hamba biasa yang makannya seperti hamba lainnya”
                                                                                                                                              Tawadhu’ tidak cukup dengan ilmu, ia harus berupa amal. Dari itulah rukun Islam utama setelah syahadat adalah menegakkan shalat karena dalam shalat itu terdapat sekian banyak rahasia hidup dan yang terpenting adalah pembiasaan agar seorang muslim yang mendirikan shalat dengan ruku’ dan sujudnya terbiasa tawadhu’ serta tidak lagi sombong.
                                                                                                                                                Ada banyak hal yang dapat digunakan untuk menguji keberadaan takabbur pada diri seseorang, antara lain lima hal berikut ini :
                                                                                                                                                  Berdiskusi dengan sesama teman. Jika kebenaran muncul dari orang lain, bagaimanakah tanggapannya, keberatan atau menrima dengan senang.
                                                                                                                                                    Berkumpul dalam sebuah haflah (acara). Lalu ada orang lain yang lebih diprioritaskan, apakah sikapnya keberatan atau tidak.
                                                                                                                                                      Memenuhi undangan orang miskin. Pergi ke pasar membelikan sesuatu untuk orang lain
                                                                                                                                                        Membawa keperluan sendiri, keluarga, atau sahabat dari pasar atau tempat lainnya sampai rumah. Jika keberatan maka ada takabbur. Jika mau karena terpaksa maka itu kemalasan. Jika mau karena disaksikan banyak orang maka itu riya’.
                                                                                                                                                          Mengenakan pakaian yang sudah kusam. Dsb.
                                                                                                                                                            Inilah beberapa kondisi berkumpulnya riya’ dan takabbur pada seseorang. Jika dalam keramaian maka riya’ ikut menjebak, jika dalam kesepian takabbur terus mengintai.
                                                                                                                                                              Dengan mengenali keburukan kita kenali kebaikan. Dan dengan mengenali penyakit kita temukan obatnya.
                                                                                                                                                                Penghindaran dan pengendalian diri
                                                                                                                                                                  Penyebab takabbur adalah prestasi yang pernah dicapai manusia. Ketidak siapan dan ketidak mampuan menerima hasil dari penyebab-penyebab tertentu berpotensi melahirkan sikap takabbur.
                                                                                                                                                                • Berdiskusi dengan sesama teman. Jika kebenaran muncul dari orang lain, bagaimanakah tanggapannya, keberatan atau menrima dengan senang.
                                                                                                                                                                • Berkumpul dalam sebuah haflah (acara). Lalu ada orang lain yang lebih diprioritaskan, apakah sikapnya keberatan atau tidak.
                                                                                                                                                                • Memenuhi undangan orang miskin. Pergi ke pasar membelikan sesuatu untuk orang lain
                                                                                                                                                                • Membawa keperluan sendiri, keluarga, atau sahabat dari pasar atau tempat lainnya sampai rumah. Jika keberatan maka ada takabbur. Jika mau karena terpaksa maka itu kemalasan. Jika mau karena disaksikan banyak orang maka itu riya’.
                                                                                                                                                                • Mengenakan pakaian yang sudah kusam. Dsb.
                                                                                                                                                                Inilah beberapa kondisi berkumpulnya riya’ dan takabbur pada seseorang. Jika dalam keramaian maka riya’ ikut menjebak, jika dalam kesepian takabbur terus mengintai. Dengan mengenali keburukan kita kenali kebaikan. Dan dengan mengenali penyakit kita temukan obatnya.
                                                                                                                                                              1. Penghindaran dan pengendalian diri
                                                                                                                                                              2. Penyebab takabbur adalah prestasi yang pernah dicapai manusia. Ketidak siapan dan ketidak mampuan menerima hasil dari penyebab-penyebab tertentu berpotensi melahirkan sikap takabbur.